Rabu, 30 November 2016
KISAH HIKMAH: Jangan Pernah Berhenti Berdoa
Senin, 28 November 2016
… KISAH NYATA DARI TANAH ARAB …Buah Dari Kesabaran Yang Tak Berbatas
Bismillahir-Rahmaanir-Rahim …
Biasanya saya melihatnya bekerja bersama pekerja lainnya menggarap proyek bangunan di tengah terik matahari kota Riyadh yang sampai saat ini belum bisa ramah dikulit saya.
“Oh kamu tidak tahu?” Jawabnya balik bertanya, memakai bahasa Ingris khas India yang bercampur dengan logat urdhu yang pekat.
“Iyah beberapa minggu ini dia gak terlihat di Mushola ya?” Jawab saya.
Selepas itu, tanpa saya duga iqbal bercerita panjang lebar tentang Ammar.
Saya mendengarkan dengan seksama.
Ternyata Amar datang ke kota Riyadh ini lima tahun yang lalu, tepatnya sekitar tahun 2004 lalu.
Sayang, kehidupan memang tidak selamanya bersahabat.
Meski demikian, Ammar tetap gigih mencari pekerjaan.
Bulan pertama berlalu kering, bulan kedua semakin berat…
Bulan ketiga hingga tahun tahun berikutnya kepedihan Ammar tidak kunjung berakhir..
Waktu bergeser lamban dan berat, telah lima tahun Ammar hidup berpindah pindah di Kota ini. Bekerja dibawah tekanan panas matahari dan suasana Kota yang garang.
Tapi amar tetap bertahan dalam kesabaran.
Amar seperti terjerat di belantara Kota ini. Pulang ke suddan bukan pilihan terbaik, ia sudah melangkah, ia harus membawa perubahan untuk kehidupan keluarganya di negeri Sudan. Itu tekadnya.
Tapi Ammar pun Manusia. Ditahun kelima ini ia tidak tahan lagi menahan malu dengan teman temannya yang ia kenal, sudah lima tahun ia berpindah pindah kerja dan numpang di teman temannya tapi kehidupannya tidak kunjung berubah.
Ia memesan dari saat itu supaya bisa lebih murah. Tiket sudah ditangan, dan jadwal terbang masih minggu depan.
Ia mengikatkan tas kosongnya di pinggang, kemudian mengambil wudhu.. memabasahi wajahnya yang hitam legam, mengusap rambutnya yang keriting dengan air.
Lalu ia masuk mesjid. Shalat 2 rakaat untuk menghormati masjid. Ia duduk menunggu mutawwa memulai shalat berjamaah.
Ia diam, Dilihatnya beberapa mushaf al Qur’an yang tersimpan rapi di pilar pilar mesjid yang kokoh itu. Ia mengmbil salah satunya, bibirnya mulai bergetar membaca taawudz dan terus membaca al Qur’an hingga adzan Ashar tiba menyapanya.
Seperti pagi itu, ia adalah orang pertama yang terbangun di sudut kota itu. Ammar mengumandangkan suara indahnya memanggil jiwa jiwa untuk shalat, membangunkan seisi kota saat fajar menyingsing menyapa Kota.
Adzannya memang khas. Hingga bukan sebuah kebetulan juga jika Prince (Putra Raja Saudi) di kota itu juga terpanggil untuk shalat Subuh berjamaah disana.
Hingga jadwal penerbanganpun tiba. Ditiket tertulis jadwal penerbangan ke Sudan jam 05:23am, artinya ia harus sudah ada di bandara jam 3 pagi atau 2 jam sebelumnya.
Ammar bangun lebih awal dan pamit kepada pengelola masjid, untuk mencari bis menuju bandara King Abdul Azis Riyadh yang hanya berjarak kurang dari 30 menit dari pusat Kota.
Suara itu datang dari speaker dibandara tersebut, rasa kagetnya belum hilang Ammar dikejutkan lagi oleh sekelompok berbadan tegap yang menghampirinya.
Mereka membawa Ammar ke mobil tanpa basa basi, mereka hanya berkata “Prince memanggilmu”.
Singkat cerita, Ammar sudah berhadapan dengan Prince.
Amarpun menceritakan bahwa ia sudah lima tahun di Kota Riyadh ini dan tidak mendapatkan kesempatan kerja yang tetap serta gaji yang cukup untuk menghidupi keluarganya.
Ammar kebingungan, karena gaji yang ia terima tidak pernah tetap. Bahkan sering ia tidak punya gaji sama sekali, bahkan berbulan bulan tanpa gaji dinegeri ini.
Prince memakluminya. Beliau bertanya lagi: “Berapa gaji paling besar dalam sebulan yang pernah kamu dapati?”
Prince langsung memerintahkan sekretarisnya untuk menghitung uang. 1.400 Real itu dikali dengan 5 tahun (60 bulan) dan hasilnya adalah SR 84.000 (84 Ribu Real = Rp. 184. 800.000). Saat itu juga bendahara Prince menghitung uang dan menyerahkannya kepada Amar.
Tubuh Ammar bergetar melihat keajaiban dihadapannya.
Prince baik itu menghampiri dan memeluknya seraya berkata:
“Aku tahu, cerita tentang keluargamu yang menantimu di Sudan. Pulanglah temui istri dan anakmu dengan uang ini. Lalu kembali lagi setelah 3 bulan. Saya siapkan tiketnya untuk kamu dan keluargamu kembali ke Riyadh. Jadilah Bilall dimasjidku.. dan hiduplah bersama kami di Palace ini”
Ammar tidak usah lagi membayangkan hantaman sinar matahari disiang hari yang mengigit kulitnya. Ammar tidak usah lagi memikirkan kiriman tiap bulan untuk anaknya yang tidak ia ketahui akan ada atau tidak.
Semua berubah dalam sekejap!
Lima tahun itu adalah masa yang lama bagi Ammar.
Bumi inipun Milik Allah, ..
Alam semesta, Hari ini dan Hari Akhir serta Akhirat berada dalam Kekuasaan Nya.
Subhanallah…
Seperti itulah buah dari kesabaran.
“Jika sabar itu mudah, tentu semua orang bisa melakukannya.
Jika kamu mulai berkata sabar itu ada batasnya, itu cukup berarti pribadimu belum mampu menetapi kesabaran karena sabar itu tak ada batasnya. Batas kesabaran itu terletak didekat pintu Syurga dalam naungan keridhaan Nya”.
Maha Benar Allah dengan segala Firman Nya …
Wallahua’lam bish Shawwab ….
Barakallahufikum ….
🌼KISAH INSPIRASI: Balasan dari Sebuah Kebaikan Hati🌼
sebagai makan siang saya!”
Terima Kasih sudah membacanya
Salam santun
Jumat, 25 November 2016
5 AYAT MOTIVASI.. .
(QS. Ar-Ra’d:11).
(QS. Al-Baqarah: 216).
(QS. Al-Baqarah: 286).
(QS. Al-Insyirah: 5-6).
Rabu, 23 November 2016
KISAH SUKSES DAKWAH ABDURRAHMAN PATALONG PETTA BASO, AMIR JAMAAH THAILAND
Senin, 21 November 2016
KEKAYAAN, KESUKSESAN ATAU KASIH SAYANG
Sekarang, coba tanya kepada suamimu, siapa diantara kami yang boleh masuk kerumahmu.”
Senin, 14 November 2016
HAFAL QURAN 30 JUZ DAN HADlTS TAK MENJAMIN MANUSIA MENDAPAT HIDAYAH MEMELUK ISLAM
![]() |
ANNE MARIE SCHIMMEL |
Ibu Tua mulai mengupas pembahasan Al Qur’an dg indah dan mahir.
Habib pun penasaran atas kehebatannya menjelaskan Al Qur’an, “Apakah Ibunda HAFAL AL-QUR’AN ?”
Beliau jawab “Ya, saya telah menghafal Al Qur’an dan saya rasa tidak cukup hanya menghafal Al Quran sehingga saya berusaha menghapal Tafsir Jalalain dan saya pun hafal”.
Saking seringnya saya baca Ihya Ulumuddin sampai-sampai Bab Ajaibul Qulub saya hafal di luar kepala”.
Habib akan transit selama sehari semalam, pun Ibu Tua itu. Maka di ruang tunggu dia tunjukkan nomor kamarnya kepada Habib dan berjanji bertemu di ruang lobbi restaurant.
“Ibu apa agamanya sekarang ?” Habib bertanya.
Dia katakan “Saya tidak beragama”
“Andai Ibu masuk Islam, begitu baca syahadat, Ibu akan langsung dapat titel ulama”. Karena demikian luas ilmu yang dimiliki kata Habib.
“MUNGKIN KARENA SAYA BELUM MENDAPAT HIDAYAH DARI ALLAH”
Habib Quraisy meneteskan airmata bersyukur kpd Allah SWT, bagaimana orang seperti dia yang sudah hafal Al Qur’an dan lain sebagainya belum Allah izinkan untuk beriman kepada-NYA.
Demikianlah kisah ajaib ini.
Semoga dapat diambil iktibar betapa bersyukur kita dianugrahi IMAN & ISLAM... dan semakin bertambah kuat sampai ajal menjemput, sehingga kita termasuk orang yang husnul khotimah. Aamiin...
Ada yang tahu...???
SETINGGI-TINGGINYA ILMU,
SELUAS-LUASNYA PENGETAHUAN,
SEDALAM-DALAMNYA PEMIKIRAN, DAN
SEKUAT-KUATNYA HAFALAN AL-QUR’AN 30 JUZ DAN HADlTS....
TIDAKLAH MAMPU MENGGAPAI HIDAYAH.
SEBAGAIMANA SEORANG HAMBA MASUK SURGA KARENA RAHMAT-NYA
Tidaklah cukup hafal Al-Qur'an dan hadist.
Sujud syukurku pada -Mu ya Rabb...atas nikmat hidayah ini....
Keep istiqamah ....
Minggu, 13 November 2016
KISA YERUSALEN DAN JENDERAL MUSLIM "SALAHUDIN"
Masjid tersebut tersembunyi di dekat jalan berliku yang gelap, hanya sebuah plang plastik menandai lokasinya—sama sekali tidak menunjukkan bahwa dahulu jenderal Muslim yang kuat pernah tinggal di sini.
Padahal, Masjid Salihiyya adalah satu dari dua masjid di Yerusalem. Namun masjid bersejarah tersebut sepi pengunjung. Penjaga masjid, Shalhoub, bercerita dahulu masjid ini pernah lebih besar dan megah.
Sekarang Masjid Salihiyya hanya terbuka untuk umum ketika waktu shalat tiba. Masjid yang dahulu menjadi tempat berkumpulnya para sufi ini makin pudar dari sejarah Islam, memperlihatkan lemahnya dokumentasi dan narasi yang mengabadikan warisan budaya Muslilm di Israel tersebut.
Sementara setiap minggu, Israel terus mendokumentasikan dan mempublikasikan artefak-artefak budaya Kristen. Narasi, cerita sejarah Muslim di Yerusalem tergerus, menyisakan kisah Masjid Al-Aqsa.
Seorang pemandu wisata Yerusalem asal Palestina, Hisham Khatib, menyetujui situasi menyedihkan tentang sejarah Islam di Israel. Tidak ada yang mendokumentasikan sejarah Islam di Kota Tua.
“Sejarah disebarkan dari mulut ke mulut, cerita paling tua adalah yang diceritakan oleh kakek,” ujarnya seperti dilansir middleeastmonitor.com, Selasa (2/2).
“Kami tidak memahami sejarah kami sendiri. Tidak ada cendekiawan, profesor, orang-orang intelek yang dapat mempertahankan sulitnya kehidupan kami (penduduk Palestina, red) dalam konteks sejarah. Kami tidak memiliki kisah sebagai orang Palestina.”
Menyedihkannya, sebuah peninggalan yang terlupakan, Moroccan Quarter pun tak pernah terdokumentasikan. Masjid tua tersebut hilang diratakan dengan tanah, di mana seharusnya isu tersebut dapat diperdebatkan, diangkat lebih jelas.
USAI BEBASKAN YERUSALEM, SALAHUDIN MENANGIS
Azab Perempuan
Sayidina Ali RA menceritakan suatu ketika melihat Rasulullah SAW menangis manakala ia datang bersama Fatimah.
Lalu keduanya bertanya mengapa Rasulullah SAW menangis. Beliau menjawab......
"Pada malam aku di-Isra'- kan , aku melihat perempuan-perempuan yang sedang disiksa dengan berbagai siksaan. Itulah sebabnya mengapa aku menangis. Karena, menyaksikan mereka yang sangat berat dan mengerikan siksanya.
Putri Rasulullah SAW kemudian menanyakan apa yang dilihat ayahandanya. "Aku lihat ada perempuan digantung rambutnya, otaknya mendidih.
Aku lihat perempuan digantung lidahnya, tangannya diikat ke belakang dan timah cair dituangkan ke dalam tengkoraknya.
Aku lihat perempuan tergantung kedua kakinya dengan terikat tangannya sampai ke ubun-ubunnya, diulurkan ular dan kalajengking.
Dan aku lihat perempuan yang memakan badannya sendiri, di bawahnya dinyalakan api neraka.
Serta aku lihat perempuan yang bermuka hitam, memakan tali perutnya sendiri.
Aku lihat perempuan yang telinganya pekak dan matanya buta, dimasukkan ke dalam peti yang dibuat dari api neraka, otaknya keluar dari lubang hidung, badannya berbau busuk karena penyakit sopak dan kusta.
Aku lihat perempuan yang badannya seperti himar, beribu-ribu kesengsaraan dihadapinya.
Aku lihat perempuan yang rupanya seperti anjing, sedangkan api masuk melalui mulut dan keluar dari duburnya sementara malikat memukulnya dengan pentung dari api neraka," kata Nabi SAW.
Fatimah Az-Zahra kemudian menanyakan mengapa mereka disiksa seperti itu?
Rasulullah menjawab, "Wahai putriku, adapun mereka yang tergantung rambutnya hingga otaknya mendidih adalah wanita yang tidak menutup rambutnya sehingga terlihat oleh laki-laki yang bukan muhrimnya.
Perempuan yang digantung susunya adalah istri yang 'mengotori' tempat tidurnya.
Perempuan yang tergantung kedua kakinya ialah perempuan yang tidak taat kepada suaminya, ia keluar rumah tanpa izin suaminya, dan perempuan yang tidak mau mandi suci dari haid dan nifas.
Perempuan yang memakan badannya sendiri ialah karena ia berhias untuk lelaki yang bukan muhrimnya dan suka mengumpat orang lain.
Perempuan yang memotong badannya sendiri dengan gunting api neraka karena ia memperkenalkan dirinya kepada orang yang kepada orang lain bersolek dan berhias supaya kecantikannya dilihat laki-laki yang bukan muhrimnya.
Perempuan yang diikat kedua kaki dan tangannya ke atas ubun-ubunnya diulurkan ular dan kalajengking padanya karena ia bisa shalat tapi tidak mengamalkannya dan tidak mau mandi junub.
Perempuan yang kepalanya seperti babi dan badannya seperti himar ialah tukang umpat dan pendusta.
Perempuan yang menyerupai anjing ialah perempuan yang suka memfitnah dan membenci suami.
"Mendengar itu, Sayidina Ali dan Fatimah Az-Zahra pun turut menangis.
Dan inilah peringatan kepada kaum perempuan.